Minggu, 05 Mei 2013

tingkah laku sapi



TINGKAH LAKU SAPI 



Class    :  Mamalia
Orde     :  Artiodactila
Famili   :  Bovidae
Genus   :  Bos

Genus Bos :
1. Taurine  : sapi didomestikasi
2. Bibovin : gaur, gayal, banteng
3. Bisontin : yak, bison
4. Bubalin  : kerbau, eurosia
Taurine         sapi Eropa : Bos taurus
B. primigenius
B. longiformis


 




B. indicus      sapi India : sapi zebu
B. javanicus didomestikasi  : sapi Madura
B. Banteng, B. sondaicus    : sapi Bali
Gaur    : B. frontalis di Bangladesh
Y a k      B. Grunies  : di Cina, Mongolia, Afganistan




A. Merumput / Grazing   : Makan hijauan segar
B.     Meranggas / Browsing : Makan bagian-bagian dari semak / pohon
C.     Makan / Feeding  : makan makanan yang disediakan ( hijauan, konsentrat)
D.    Menyusu : mengambil  air susu, a i r, air susu dari induk buatan



Merumput
 


1.  Pola merumput : stereotip (konstan)
§   berjalan melintasi padang rumput, hidung selalu dekat dengan tanah pada saat me-renggut rumput dibulat-bulat ditelan.

§   cara : rumput dibelit dengan lidah, ditarik,               dipotong dengan gigi   dibantu dengan hentakan kepala.

2.  Sikap merumput
§   berdiri, kepala tunduk
§   anak : kadang-kadang berbaring
§   rumput yang diambil paling pendek 0,5 ”  (1,25 cm)

3.  Jarak jelajah : selama 24 jam 4 Km
Jarak jelajah bertambah (2X) bila :
§   cuaca jelek
§   padang becek
§   rumput jarang
§   banyak lalat/ektoparasit ( kutu, caplak, tungau ).
4.  Siklus merumput
§  Dalam 24 jam : 4-5 periode merumput.    
§  Paling lama : saat  fajar dan senja.
§  Dapat berlangsung pada malam hari
§   Periode merumput : selang – seling : jalan     istirahat     ruminasi ⇛ ⇛ merumput lagi
5.  Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Pola Merumput

a.         RAS : Perah, Potong
b.         Adaptasi terhadap iklim
Misal : Bison : musim dingin >> aktif
sapi Eropa : iklim sedang > aktif
sapi Zebu   : iklim topis dan sub tropis << aktif

c.          Kapasitas saluran pencernaan
ONASE : Kemampuan perut
  sapi Zebu :
kapasitas saluran pencernaannya lebih kecil, sehingga lebih efisien menerima bahan organis,           
⇛ ⇛  ruminasi lebih cepat
d.         Spesies
 F H   dan Jersey
§  suhu nyaman : periode merumput sama
§  suhu naik   : pola merumput Jersey lebih lama dari pada FH.
e.         Perlakuan oleh manusia (pengalaman hewan).
§   sapi perah,  setelah diperah pagi, kegiatan merumput berangsur turun sampai pemerahan sore hari
§   anak sapi yang dikurung : merumput 2 jam lebih lama, karena selektif memilih hijauan  ( biasa diberikan)
f.           U m u r
§  anak sapi baru lahir : menyusu saja
§  merumput belum secara sempurna              sangat selektif

g.         Keadaan cuaca lingkungan
§  cuaca jelek    merumput berhenti
§  temperatur lingkungan  meningkat
  struktur kelompok berubah,
jarak antar individu  renggang


Gertakan Gertakan Yang Menimbulkan
Tingkah Laku Merumput
§   DEFOLIASI 
Pemilihan bagian-bagian yang paling baik atau species tertentu dari rumput yang ada di padang rumput
Ä  Defoliasi Progresif  : memilih rumput muda.
Ä  Defoliasi Creaning  : memilih species rumput yang paling disukai
§   KEBIJAKAN NUTRISI
    Tingkah laku khas dari hewan yang kekurangan salah satu zat gizi.
    Rangsangan dari dalam tubuh untuk memilih apa yang diperlukan oleh tubuh, dalam usaha-nya menjaga keseimbangan mineral dalam tubuhnya 


Rangsangan yang menimbulkan tingkah laku merumput
a.      Rangsangan terhadap indra perasa
Sapi akan memberikan reaksi terhadap rasa pahit.
b.       Rangsangan thd. penciuman dan perabaan
Bau suatu spesies rumput dapat  mempenga-ruhi selektivitas merumput


Meranggas / Browsing
 


Sapi  menggunakan 40% dari waktu makannya untuk meranggas   memilih  tanaman yang nilai gizinya tinggi

Tingkah Laku Makan / Feeding 


Yang dimaksud makan adalah :
§  Proses makan di dalam kandang
§  makan rumput segar dan konsentrat (di Indonesia) atau hay, silage (di daerah bermusim empat/temperate/sub-tropika).


Ruminasi
 


Kegiatan hewan :
Memuntahkan (regurgitasi) kembali, mengunyah (mastikasi), dan menelan kembali makanan yang sudah ditelan.
Proses Ruminasi  


§                   Regurgitasi : pengeluaran rumput (benda) dari rumen dan reticulum ke mulut lagi.
§                  Mastikasi    : proses pengunyahan, dilakukan sambil istirahat.
  Ruminansia bisa makan lebih banyak dalam waktu singkat


MINUM
 


Tingkah laku minum dipengaruhi 2 (dua) faktor :
1. Faktor dalam    : rasa haus
2.  Faktor luar    : melihat air
Jumlah air  yang diminum tergantung pada :
a.     temperatur lingkungan
b.     kondisi makanan : kering
kadar protein
kadar garam
komposisi ransum
c.      umur kebuntingan
d.     bangsa
e.     tingkat laktasi
Keseimbangan NaCl (garam dapur) dalam tubuh harus diimbangi dengan banyak minum


MENYUSU 


§  Anak sapi mulai menyusu : 2 – 5 jam post partum           
  colostrums
§  Posisi badan anak menyusu :
    sejajar badan induk  kiri/kanan
    tegak lurus dari samping
    dari belakang
§  Proses : Puting susu dijepit diantara LIDAH dan LANGIT-LANGIT ATAS (PALLATUM) sampai rapat sehingga tidak tembus udara      terjadi tekanan dalam mulut ⇛⇛⇛  air susu masuk mulut ditelan
§  Lamanya menyusu   : 10 – 15 menit
§  Frekuensi                :   5 – 8 kali per 24 jam
§                 Umumnya : makin tua umur anak, makin jarang menyusu, karena sudah mulai makan rumput/ konsentrat


Tingkah Laku Seksual
 


1.  Tingkah Laku Seksual Jantan
§  Perkawinan normal pada jantan terjadi dari :
merayu penis ereksi    menaiki betina         memasukan penis ke dalam vagina dorong-an ejakulasi  ejakulasi turun     penis masuk preputium
 








Posisi Perkawinan Sapi
§  Sapi betina, fase proestrus awal berahi :
        Jantan coba-coba naik betina menolak
        mengusir jantan lain
        tanduk menggesek-gesek pada tanah
        dagu ditumpang diatas pantat betina
        mencium vulva  flehmen
        coba naik lagi sampai tjd perkawinan
§  Jantan sering tergoda oleh adanya suara -suara betina berahi (sekalipun suara kaset)
Faktor yang mempengaruhi Tingkah Laku Seksual Jantan :
§   penciuman
§   penglihatan
§   pendengaran

Intensitas seks / libido sexualitas 

§  kemampuan kawin pejantan.
§  setiap individu jantan berbeda.
§  dapat dilihat dari jumlah betina yang dikawini dalam satuan waktu tertentu.
§  makin banyak betina yang dinaiki    libido makin tinggi

Libidodipengaruhi :
        ada tidaknya betina berahi
        seks rasio
        dominan/subordinan
Ukuran derajat libido seksualis yang biasa dipakai pada program inseminasi buatan yang paling tepat ialah dengan mengukur  ”jumlah ejakulasi per unit waktu”

Faktor – faktor yang menurun libido seksual jantan :
    gangguan psikologis
    penyakit
    kekurangan gizi
    perubahan iklim



Tingkah Laku Seksual Betina Tingkah laku seksual betina hanya muncul pada saat fase estrus / berahi
Tanda- Tanda Umum Saat Berahi
§  sangat reaktif
§  nafsu makan tirun/terganggu
§  produksi susu turun
§  tidak tenang / gelisah
§  ingin dinaiki dan menaiki
§  sering melenguh
§  mengibas-ibaskan ekornya
§  frekuensi urinasi meningkat
§  3 B (3A)
§  keluar lendir berahi dari vulva : liat, bening, transparan


Penyimpangan
 
Tingkah Laku Berahi Betina
A.     Silent Heat / Berahi Tenang  
§  Terjadi ovulasi, tetapi tidak menampakan estrus.  Hanya  jantan yang tahu ia berahi.
B.     Nymphomania  ovarium sistik  
§  Produksi estrogen terus    berahi terus
C.     Anestrus  
§   C. L ada terus     progesteron tinggi terus     tidak berahi
Tingkah Laku Seksual dan Kesuburan 

        
Rangsangan PRAKOITAL akan menaikan :
§     volume semen
§     kadar fruktosa dalam semen
§     meningkatkan kesuburan
§     konsentrasi spermatozoa
§     persentase spermatozoa hidup
§     motilitas spermatozoa


Pengaruh Lingkungan
 
yang perlu diperhatikan

§  pindah tempat
§  pindah kandang
§  pemeliharaan diganti
§  tempat penampungan semen diganti menyebabkan jantan takut    libido turun





yang mempengaruhi kesuburan :
§  perlu ketenangan
§  betina dipersiapkan untuk menerima pejantan

Tidak ada komentar:

Posting Komentar