Fisiologi Pencernaan dalam
Ilmu Makanan
Beberapa species hewan adalah pemakan
tumbuh-tumbuhan dan untuk makanannya tergantung keseluruhannya dari
tumbuh-tumbuhan. Hewan-hewan tersebut dinamakan herbivora. Spesies lain
makanannya hampir seluruhnya tergantung dari daging atau hewan lainnya. Spesies
itu disebut karnivora. Spesies lainnya lagi memakan kedua-duanya, tumbuh-tumbuhan
maupun daging. Ia disebut omnivora. Tanpa memperhatikan kebiasaan makannya,
semua hewan tergantung dari tumbuh-tumbuhan (secara langsung atau tidak
langsung) untuk sumber makanannya. Lebih daripada itu dapatlah kita katakan
bahwa semua kehidupan hewan tergantung secara tidak langsung dari matahari dan
makanannya, karena melalui pengaruh sinar matahari dan hijau daun
tumbuh-tumbuhan mengubah unsur-unsur dari udara dan tanah ke dalam zat-zat
makanan yang nantinya dapat digunakan sebagai makanannya. Jadi dengan tidak
adanya energi dari matahari tidak akan ada makanan untuk tumbuh-tumbuhan dan
manusia.
Hewan tidak menggunakan semua zat-zat makanan
tumbuh-tumbuhan bagi berbagai proses tumbuh tepat seperti yang diperolehnya
dari tumbuh-tumbuhan. Sebagian besar zat-zat makanan kompleks perlu dirombak
(dicerna) menjadi senyawa-senyawa yang lebih sederhana sebelum zat-zat makanan
tersebut dapat diserap dan digunakan. Spesies hewan yang berbeda-beda mempunyai
saluran pencernaan yang disesuaikan terhadap penggunaan jenis makanan paling
efisien yang mereka makan.Jadi herbivora berbeda dengan karnivora dan omnivora
dalam anatomi dan fisiologi sistem pencernaan.
Jenis dan Kapasitas Sistem Pencernaan
Perbedaan anatomis dan perbedaan kapasitas dalam
sistem pencernaan di antara spesies adalah lebih nyata secara fisis daripada
secara gizi karena makanan dalam saluran pencernaan boleh dikatakan masih tetap
diluar tubuh. Dalam proses pencernaan, zat-zat makanan masuk tubuh dengan cara
penyerapan melalui dinding saluran pencernaan. Proses metabolik yang kemudian
menggunakan zat-zat makanan yang diserap, kenyataannya adalah sama bagi semua
spesies.
Anatomi dan Jenis Sistem Pencernaan
Saluran pencernaan terbentang dari bibir sampai
dengan anus. Bagian-bagian utamanya terdiri dari mulut, hulu kerongkongan,
kerongkongan, lambung, usus kecil dan usus besar. Panjang dan rumitnya saluran
tersebut sangat bervariasi diantara spesies. Pada karnivora relatif pendek dan
sederhana akan tetapi pada herbivora adalah lebih panjang dan lebih rumit. Pada
beberapa herbivora (kuda dan kelinci) lambungnya relatif sederhana dan dapat
disamakan dengan lambung karnivora sedangkan usus besarnya, terutama sekum
lebih luas dan rumit dari yang dipunyai karnivora. Sebaliknya pada herbivora
lain (sapi, kambing, domba), lambungnya (sistem berlambung majemuk) adalah
besar dan rumit, sedangkan usus besarnya panjang akan tetapi kurang berfungsi.
Sistem pencernaan unggas berbeda dari sistem
pencernaan mammalia dalam hal unggas tidak mempunyai gigi guna memecah makanan
secara fisik. Lambung kelenjar pada unggas disebut proventrikulus. Antara
proventrikulus dan mulut terdapat suatu pelebaran kerongkongan, disebut
tembolok. Makanan disimpan untuk sementara waktu dalam tembolok. Kemudian
makanan tersebut dilunakkan sebelumnya menuju ke proventrikulus. Makanan
kemudian secara cepat melalui proventrikulus ke ventikulus atau empedal. Fungsi
utama empedal adalah untuk menghancurkan dan menggiling makanan kasar.
Pekerjaan tersebut dibantu oleh grit yang ditimbun unggas semenjak mulai
menetas.
Pencernaan pada Unggas
Pencernaan adalah penguraian bahan makanan ke
dalam zat-zat makanan dakam saluran pencernaan untuk dapat diserap dan
digunakan oleh jaringan-jaringan tubuh. Pada pencernaan tersangkut suatu seri
proses mekanis dan khemis dan dipengaruhi oleh banyak faktor.
Unggas mengambil makanannya dengan paruh dan
kemudian terus ditelan. Makanan tersebut disimpan dalam tembolok untuk
dilunakkan dan dicampur dengan getah pencernaan proventrikulus dan kemudian
digiling dalam empedal. Tidak ada enzim pencernaan yang dikeluarkan oleh
empedal unggas. Fungsi utama alat tersebut adalah untuk memperkecil ukuran
partikel-partikel makanan.
Dari empedal, makanan bergerak melalui lekukan
usus yang disebut duodenum, yang secara anatomis sejajar dengan pankreas.
Pankreas tersebut mempunyai fungsi penting dalam pencernaan unggas seperti
halnya pada spesies-spesies lainnya. Alat tersebut menghasilkan getah pankreas
dalam jumlah banyak yang mengandung enzim-enzim amilolitik, lipolitik dan proteolitik.
Enzim-enzim tersebut berturut-turut menghidrolisa pati, lemak, proteosa dan
pepton. Empedu hati yang mengandung amilase, mamasuki pula duodenum.
Bahan makanan bergerak melalui usus halus yang
dindingnya mengeluarkan getah usus. Getah usus tersebut mengandung erepsin dan
beberapa enzim yang memecah gula. Erepsin menyempurnakan pencernaan protein,
dan menghasilkan asam-asam amino, enzim yang memecah gula mengubah disakharida
ke dalam gula-gula sederhana (monosakharida) yang kemudian dapat diasimilasi tubuh.
Penyerapan dilaksanakan melalui villi usus halus.
Unggas tidak mengeluarkan urine cair. Urine pada
unggas mengalir ke dalam kloaka dan dikeluarkan bersama-sama feses. Warna putih
yang terdapat dalam kotoran ayam sebagian besar adalah asam urat, sedangkan
nitrogen urine mammalia kebanyakan adalah urine. Saluran pencernaan yang
relatif pendek pada unggas digambarkan pada proses pencernaan yang cepat (lebih
kurang empat jam).
Sumber : Anggorodi, 1985, Kemajuan Mutakhir dalam
Ilmu M
Tidak ada komentar:
Posting Komentar