Jumat, 19 April 2013

MAKALAH PERENCANAAN PETERNAAN DOMBA



BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
   Domba adalah ruminansia dengan rambut tebal dan dikenal orang banyak karena dipelihara untuk dimanfaatkan dagingnya. Di beberapa negara terdapat jenis domba yang juga dimanfaatkan rambut (disebut wol), dan susunya. Yang paling dikenal orang adalah domba peliharaan (Ovis aries), yang diduga keturunan dari moufflon liar dari Asia Tengah selatan dan barat-daya. Domba merupakan ternak yang pertama kali didomestikasi, dimulai dari daerah Kaspia, Iran, India, Asia Barat, Asia Tenggara, dan Eropa samapai ke Afrika. Di Indonesia, domba terkelompok menjadi beberapa jenis yaitu Domba Ekor Tipis (DET), Domba Ekor Gemuk (DEG) dan Domba Priangan atau dikenal juga sebagai Domba Garut. Saat ini juga terdapat bagian domba yang dimanfaatkan sebagai bahan kecantikan.
Daging domba memiliki peranan penting dalam kehidupan, yaitu sebagai salah satu penyumbang protein hewani yang sangat penting untuk pemenuhan gizi manusia dan cukup disukai konsumen. Ada beberapa aspek menarik dari domba antara lain dapat berkembangbiak dengan cepat, dapat dengan mudah menyesuaikan diri pada lingkungan, serta dagingnya relatif sangat  digemari oleh masyarakat dalam negeri dan luar negeri, khususnya Negara-negara timur tengah.
Domba potong merupakan ternak ruminansia kecil yang banyak dipelihara di  Indonesia dalam skala usaha kecil didaerah pedesaan. Produksi ternak ruminansia kecil termasuk domba, memegang peranan penting di daerah tropis yaitu sebagai sumber pendapatan, terutama bagi buruh tani yang tidak memiliki lahan, sebagai tabungan untuk pengeluaran mendadak, sebagai sumber pupuk kandang disamping memegang peran penting dalam kehidupan sosial desa. Banyak manfaat yang dapat diambil dari ternak domba potong namun bagaimana caranya untuk mendapatkan domba yang memiliki kualitas baik (unggul) untuk dikembangkan.


B.     Rumusan Masalah

Ternak domba potong memiliki manfaat yang cukup besar dalam kehidupan salah satunya adalah sebagai sumber protein hewani. Oleh karena itu perlu diadakan upaya untuk mengembangkan ternak domba potong dengan baik, yaitu dengan memilih domba potong yang memiliki kualitas yang unggul untuk dikembangkan.
 Cara untuk memilih domba dengan melakukain penilaian ternak domba  potong yang dilakukan oleh seseorang dengan cara mengukur berat badannya, melihat kondisi, kualitas dan bentuknya.


C.    Tujuan
Adapun tujuan dalam pembuatan makalah ini adalah sebagai berikut:
a)      Untuk mengetahui jenis domba untuk dikembangkan dalam dunia bisnis peternakan
b)      Untuk mengetahui analisis data dalam usaha domba potong
c)      Untuk mendapatkan berbagai informasi dalam menganalisi data peternakan

D.    Manfaat
a)      Mahasiswa dapat mengetahui oerencanaan usaha domba potong dalam kewirausahaan
b)      Mahasiswa analisis data dalam usaha domba potong
c)      Mendapatkan berbagai informasi dalam menganalisis data peternak


BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
  Domba adalah mamalia yang termasuk pertama kali dijinakkan dan dijadikan sebagai hewan ternakan oleh manusia. Literatur mnyebutkan bahwa mula diternakkan pertama kali sektar 9000 – 11000 tahun yang lalu di Mesopotamia. Pada saat ini kelangsungan hidup domba sangat tergantung pada manusia, ini dikarenakan mereka sudah berevolusi sebagai hewan ternakan. Dan tidak hidup liar di alam lagi. Sudah sangat sulit dan tidak jelas garis keturunan sampai kepada nenek moyang mereka. hipotesa yang paling biasa memberitahukan Ovis itu aries ialah keturunan Asiatic (O. orientalis) spesies mouflon ( sejenis rusa lliar ).
Pada literature ditemukan di Eropa bahwa mouflon adalah sejenis domba kuno yang dipiara disana pada waktu itu. Sedikit jenis domba, seperti Castlemilk Moorit dari Skotlandia, terbentuk lewat crossbreeding dengan mouflon Eropa liar. Awalnya, domba disimpan hanya  untuk daging, susu dan kulit. Bukti arkeologis dari patung-patung ditemukan di situs arkelogis di Iran menunjukkan bahwa domba diambl bulunya (wol) sudah sejak 6000 M. Tetapi pakaian bulu domba tenun yang paling awal hanya sudah dibubuhi tanggal sampai dua sampai tiga ribu tahun yang lalu (Anonim,2009).
Domba yang kita kenal sekarang merupakan hasil dometikasi manusia yang sejarahnya diturunkan dari 3 jenis domba liar, yaitu Mouflon  (Ovis musimon)  yang berasal dari Eropa Selatan dan Asia Kecil, Argali  (Ovis amon) berasal dari Asia Tenggara, Urial  (Ovis vignei) yang berasal dari Asia. Domba seperti halnya kambing, kerbau dan sapi, tergolong dalam famili  Bovidae.
Kita mengenal beberapa bangsa domba yang tersebar diseluruh dunia, seperti:
1.        Domba Kampung adalah domba yang berasal dari Indonesia
2.        Domba Priangan berasal dari Indonesia dan banyak terdapat di daerah Jawa Barat.
3.        Domba Ekor Gemuk merupakan domba yang berasal dari Indonesia bagian Timur seperti Madura, Sulawesi dan Lombok.
4.        Domba Garut adalah domba hasil persilangan segi tiga antara domba kampung, merino dan domba ekor gemuk dari Afrika Selatan.
Di Indonesia, khususnya di Jawa, ada 2 bangsa domba yang terkenal, yakni domba ekor gemuk yang banyak terdapat di daerah Jawa Tengah dan Jawa Timur dan domba ekor tipis yang banyak terdapat di Jawa Barat.
(Anonim,2010).
Tipe adalah bentuk tubuh serta bagian-bagiannya yang nampak dari luar yang memberi kesan tingkat kemampuan menghasilkan sesuatu dari ternak itu. Dari semua bangasa domba didunia bisa digolongkan menjadi dua macam tipe yaitu tipe wol dan tipe pedaging (Purnomoadi,2003).
Domba potong dimanfaatkan dagingnya sebagai salah satu konsumsi makanan masyarakat. Macam dah jenis domba type pedaging / potong
a.         Domba Acipayam ( potong dan bisa diambil bulunya )
b.        Domba Afgan Arabi
c.         Domba Africana
d.        Domba Afrika Kepala Hitam
e.         Domba Apennine ( dan bisa diambil bulunya )
f.         Domba perbatasan Leicester
g.        Domba Black Belly Barbados
(Tiyo, 2011).








BAB III
PEMBAHASAN
A.    .ANALISIS  USAHA
Asumsi Usaha penggemukan domba:
·         penggemukan per unit kandang berisi 15 ekor
·         masa penggemukan 90 hari (1 periode)
·         berat awal rata-rata 17 kg/ekor
·         berat akhir pemeliharaan rata-rata 35 kg/ekor dengan persentase karkas 45% harga karkas (disembelih) Rp. 60.000,-,
·         harga jual hasil penggemukan Rp. 1.500.000,-/ekor
·         harga bibit/bakalan Rp. 600.000/ekor
·         umur ekonomis kandang dan peralatan selama 30 periode
·         harga kotoran (pupuk) bernilai Rp. 300.000/ periode pemeliharaan


1. BIAYA

Uraian
Jumlah (Rp)
. Biaya Investasi

1. Kandang
           6,000,000
2. Peralatan
           1,000,000
Total Biaya Investasi
           7,000,000


. Biaya Tetap

1. Penyusutan Kandang (Rp 6.000.000,- / 30)
               200,000
2. Penyusutan Peralatan (Rp 1.000.000,- / 30)
                 33,000
Total Biaya Tetap
               233,000


. Biaya Variabel

1. Biaya Bibit Bakalan (15 ekor x Rp 600.000)
           9,000,000
2. Hijauan Pakan Ternak (90 hr x 15 ekor x 4 kg x Rp 500)
           2,700,000
3. Pakan Konsentrat (90 hr x 15 ekor x 0.25 kg x Rp 2000)
               675,000
4. Obat-obatan (15 ekor x Rp 5.000)
                 75,000
5. Upah Tenaga Kerja (1 orgx0.5 HKx3 blnxRp 1.000.000)
           1,500,000
6. Listrik 
               150,000
7. Air
               100,000
8. Transportasi
               400,000
Total Biaya Variabel
         14,600,000


. Biaya Total (Biaya Tetap + Biaya Variabel)
         14,833,000


. Modal Usaha (Biaya Investasi + Biaya Total)
         21,833,000




2. PENERIMAAN

No
Uraian
Jumlah
1
15 ekor x Rp 1.500.000,-
22,500,000
2
Kotoran (Pupuk kandang)
300,000
Total 
22,800,000



3. ANALISA LABA - RUGI (bila dijual hidup)
Keuntungan = Hasil Penerimaan - Biaya Total (22.800.000 - 14.833.000) = Rp. 7.967.000,-

4. KEUNTUNGAN (bila dijual dalam bentuk karkas / daging) - Tambahan biaya pemotongan (15 ekor x Rp. 50.000,-)            = Rp     750.000
 - Penerimaan:
   a. nilai karkas (15 ekor x 0,45 x 35kg x Rp.60.000)                 = Rp 14.175.000
   b. kulit dan jeroan (15 ekor x Rp. 200.000)                              = Rp   3.000.000
   c. nilai kotoran (pupuk)                                                             = Rp      300.000

       Total                                                                              Rp. 17.475.000


Keuntungan Rp.17.475.000 - Rp.750.000 - Rp.14.833.000    = Rp.    1.892.000


B.    Manajemen Perawatan dan Pemeliharaan Domba
Perawatan merupakan salah satu bagian daripada pemeliharaan ternak yang tidak dapat diabaikan begitu saja. Beberapa perawatan penting yang harus dilakukan secara rutin dalam pemeliharaan ternak yaitu domba kambing antara lain:

1). Memandikan
Ternak yang tidak pernah dimandikan, maka bulunya akan kotor, gembel dan lembab terutama domba yang tidak pernah dicukur bulunya. Keadaan seperti ini merupakan tempat yang baik untuk bersarangnya kuman penyakit, parasit dan jamur yang dapat membahayakan terhadap kesehatan ternak.
Tujuan memandikan ternak yaitu untuk menjaga kesehatan ternak dari kuman penyakit, parasit dan jamur yang bersarang dalam bulu. Ternak yang dimandikan tampak lebih bersih, menarik dan lebih sehat. Sebaiknya ternak dapat dimandikan secara rutin untuk jantan seminggu sekali sedangkan betina dapat
dimandikan sebulan sekali. Dalam memandikan ternak jantan dapat di dalam kandang atau dapat dilakukan di luar kandang atau di tempat pemandian (sumur dan kolam renang), sedangkan ternak betina dimandikan di dalam kandang sekaligus untuk sanitasi kandang.

2). Pencukuran bulu
Domba yang tidak pernah dicukur bulunya akan menjadi gembel dan akan sulit untuk dibersihkan, kondisi bulu yang seperti ini merupakan tempat yang baik untuk bersarangnya penyakit, parasit dan jamur yang dapat membahayakan kesehatan ternak.
Tujuan dilakukan pencukuran yaitu untuk menjaga kesehatan dari kuman penyakit, parasit-parasit luar (ekto parasit) seperti kutu serta penyakit kulit lainnya yang disebabkan oleh jamur. Selain untuk pencegahan penyakit, pencukuran juga dilakukan untuk memperindah domba terutama pejantan.
Pada betina, seluruh rambut yang menempel di badan dipotong sedangkan pada jantan biasanya disisakan pada bagian leher (jenggot) dan punggung bagian depan untuk menambah kesan kejantanan dan keindahan ternak.Sebelum dicukur sebaiknya domba dimandikan terlebih dahulu agar dalam pelaksanaan pencukuran lebih mudah.
Pencukuran dapat dilakukan setahun 1 sampai 2 kali pada betina, sedangkan pada pejantan dilakukan setiap 3 sampai 4 bulan karena pejantan harus selalu kawin dan jika rambutnya panjang akan mengganggu aktivitas perkawinan, juga mengurangi keindahan. Pencukuran yang pertama dilakukan pada waktu domba telah berumur lebih dari 6 bulan agar domba tidak stress.

3). Pembutrikan
Pembutrikan merupakan kegiatan khusus dalam perawatan anak jantan dan jantan muda serta jantan dewasa. Pembutrikan merupakan pemotongan bulu disekitar tanduk khusus untuk domba garut jantan. Bulu disekitar tanduk dipotong sampai bersih karena bulu disekitar tanduk tersbut akan tumbuh dengan baik dan cepat sehingga dapat menghambat daripada pertumbuhan tanduk, karena tanduk dan bulu akan berebutan makanan, sehingga dengan dilakukan pembutrikan ini tanduk akan tumbuh dengan cepat.
Anak jantan mulai dibutrik pada umur satu bulan dan selanjutnya dibutrik setiap bulan untuk mempercepat proses pertumbuhan tanduk. Pada domba garut perawatan tanduk merupakan hal yang penting karena dapat mempengaruhi daya jual domba tersebut.
Selain untuk mempercepat pertumbuhan tanduk, khususnya pada pejantan dewasa akan menyebabkan kerusakan pada tanduk yaitu tanduk akan mudah keropos dan pecah dan apabila diadukan maka tanduk akan pecah.

4). Pemotongan kuku
Pemotongan kuku merupakan salah satu dari kegiatan perawatan kesehatan DOKA. Kuku yang panjang akan mengganggu proses pertumbuhan anak, karena anak akan berjalan dengan tidak wajar akibat terganggu oleh kuku.
Cara berjalan yang tidak wajar tersebut akan terus terbawa sampai dewasa, hal ini akan menurunkan nilai jual. Pada domba dewasa, pemotongan kuku juga merupakan langkah preventif terhadap kemungkinan terjangkitnya penyakit kuku (pododermatitis) akibat banyak terselipnya kuman-kuman penyakit pada sela-sela kuku. Selain itu kuku yang panjang terutama pada jantan akan mengganggu proses perkawinan karena pejantan tidak bisa berdiri secara sempurna.
Jika kuku tersebut patah maka akan mengakibatkan luka dan infeksi. Pemotongan kuku pada anak dimulai sejak anak berumur 6 bulan dan selanjutnya dilakukan seperti pada induk betina dan pejantan, yaitu 3-6 bulan sekali.

5). Pemberian telur dan madu
Pemberian telur dan madu ini khusus dilakukan pada domba pejantan pemacek, dengan tujuan untuk meningkatkan stamina, menjaga kesehatan dan memperbanyak sel telur yang dihasilkan. Pemberian telur ini biasanya  diberikan setelah jantan melakukan perkawinan atau pada saat menjelang pejantan tersebut akan turun lapang (diadukan).  Dosis pemberian yaitu 1 telur dicampur dengan madu sebanyajk 3 sendok teh, dan pemberiannya dengan cara dicekokkan.

6). Perbaikan dan pemeliharaan tanduk
Perbaikan tanduk ini jarang dilakukan. Perbaikan tanduk hanya akan dilakukan jika terdapat domba jantan yang tanduknya tidak simetris atau tanduknya rapat sampai menusuk ke lehernya, maka tanduk tersebut segera untuk diperbaiki. Cara perbaikan tanduk masih bersifat tradisional yaitu dengan cara tanduknya dibakar dengan mengggunakan bara api. Sebelum dilakukan pembakaran tanduk, tanduk tersebut diolesi dengan menggunakan kecap yang telah dicampur dengan minyak.

            Tujuan pemberian kecap dan minyak pada saat pembakaran yaitu agar tanduk tidak terbakar dan gosong. Pembakaran tanduk ini biasanya dengan menggunakan obor, dimana api ditiup-tiupkan pada bagian tanduk yang akan diperbaiki. Prinsip dari pembakaran tersebut yaitu hanya untuk membuat tanduk tidak keras (agar empuk) pada saat diperbaiki (ditarik), jadi dalam proses pembakarannya api diusahakan hanya menghangatkan tanduk saja, api tidak boleh terus mengenai tanduk. Setelah dibakar dan tanduk terasa sudah empuk maka tanduk ditarik atau diperbaiki dengan menggunakan tangan atau besi yang
2.   








C.    C. Teknis Melakukan Usaha Penggemukan Domba
















perkandangan


Kandang yang digunakan dapat menggunakan system panggung dan sistem lantai, namun system 
panggung dapat memberikan keuntung lebih yaitu kotoran domba tidak perlu dibersihkan, karena 
langsung jatuh ke dalam penampungan yang diletakan di bawah kandang. Kotoran ini dapat menjadi penghasilan tambahan setelah menjadi pupuk (pupuk kandang).


a.

Panjang kandang dibuat 1m, lebar 60 cm dan tinggi 60 cm. Satu lokasi ( satu atap) terdiri dari 2 baris kandang yang tidak saling berhadapan tiap barisnya. Satu kandang dihuni satu domba.






b.
Untuk menambah napsu makan domba, setiap wadah pakan sebaiknya digunakan untuk 2 domba.



Wadah pakan itu diletakan disisi luar dan tidak saling berhadapan dengan barisan kandang lainnya. Wadah pakan itu bisa dibuat dari bambu atau bahan lain.






c.
Atap kandang dibuat dari alang-alang atau rumbia dengan kemiringan 45°. Penggunaan atap



rumbia lebih baik dibandingkan dengan atap seng atau asbes karena pada siang hari kandang



tidak terlalu panas dan pada malam harinya menjadi hangat. Penggunaan atap seng sering


.
menyebabkan domba stress, karena kalau siang terlalu panas dan kalau malam terlalu dingin




PEMBERIAN PAKAN


Pemberian pakan harus diatur sedemikian rupa sehingga domba tidak kelaparan atau kekenyangan. Pengaturan pakan domba dapat dilakukan sesuai dengan tahap-tahap berikut:


a.
Minggu pertama, yaitu pada saat domba datang beri konsentrat 1-2 ons per hari/ekor domba



tambahkan 7 ons ampas tahu dan 3 kg rumput sampai, berikan pada waktu-waktu berikut:



-
Jam 05.00 beri makan ampas tahu dan konsentrat



-
Jam 09.30 beri makan rumput



-
Jam 15.00 beri makan rumput kembali dalam kadar/jumlah yang sama



-
Beri air minum setiapkali domba habis makan rumput



Pada fase ini, 2-3 hari domba akan terlihat kurang napsu makan, namun hal itu dikarenakan 
domba belum terbiasa, hari berikutnya pakan yng diberikan akan dimakan sampai habis. 


b.
Minggu kedua, tambah dosis konsentrat menjadi 2-3 ons. Pakan dan waktu pemberiannya tetap


c.
Minggu ketiga, tambah dosis konsentrat menjadi 4 ons. Pakan dan waktu pemberiannya tetap


d.
Minggu berikutnya sampai masa penggemukkan berakhir (panen), tambah dosis konsentrat



menjadi 5 ons. Pakan dan waktu pemberiannya tetap.


.
MENJAGA KESEHATAN


Sejak awal kedatangan domba perlu dijaga kesehatannya dengan melakukan pemeliharaan yang baik, pemeliharaan domba agar terjaga kesehatannya dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut:


a.
Menghindarkan lingkungan dari hal-hal yang dapat menyebabkan domba stress


b.
Lakukan pengobatan pencegahan pada saat bibit baru datang sebelum dimasukkan kedalam kandang..


c.
Cukur bulu domba yang baru datang agar bibit penyakit, kutu, dan parasit lain bisa segera



terbasmi. Dengan pencukuran ini, hasil dari penggemukanpun langsung terlihat mahal


d.
Mandikan domba setelah dicukur, sampai semua kotoran yang melekat hilang


e.
Berikan suntikan antibiotik dan obat cacing


f.
Terakhir, berikan obat anti stress untuk mencegah stress



PERIODE (WAKTU) PEMELIHARAAN


Penggemukan domba biasa dilakukan pada domba selesai sapih (pasca sapih) atau pada saat usia 
domba kurang dari satu tahun maka penggemukan yang efektif adalah selama 45 hari.  
Jika penggemukan dilakukan sampai masa tanggal gigi maka hal ini justru akan menurunkan bobot badan domba.  Oleh karena diperlukan perhitungan yang teliti sebelum melakukan pembelian bibit. 
Hal pertama yang harus menjadi pertimbangan adalah kapan masa panen akan dilakukan? Misalnya menjelang hari raya idul kurban, maka pembelian bibit dilakukan 45 hari sebelum perayaan idul kurban tersebut




















3.     








Layout Kandang  Peternakan Domba






 
4.     





BAB IV
PENUTUP
A.    KESIMPULAN

a)      Ternak domba potong memiliki manfaat yang cukup besar dalam kehidupan salah satunya adalah sebagai sumber protein hewani. Oleh karena itu perlu diadakan upaya untuk mengembangkan ternak domba potong dengan baik, yaitu dengan memilih domba potong yang memiliki kualitas yang unggul untuk dikembangkan
b)      Perawatan merupakan salah satu bagian daripada pemeliharaan ternak yang tidak dapat diabaikan begitu saja Penggemukan domba biasa dilakukan pada domba selesai sapih (pasca sapih) atau pada saat usia domba kurang dari satu tahun maka penggemukan yang efektif adalah selama 45 hari.  
c)      Jika penggemukan dilakukan sampai masa tanggal gigi maka hal ini justru akan menurunkan bobot badan domba.  Oleh karena diperlukan perhitungan yang teliti sebelum melakukan pembelian bibit. 

B.     Kritik Dan Saran
Penulis menyadari makalah ini mungkin masih jauh dengan kata sempurna. Akan tetapi bukan berarti makalah ini tidak berguna. Besar harapan yang terpendam dalam hati semoga makalah ini dapat memberikan sumbangsih pada suatu saat terhadap makalah tema yang sama. Dan dapat menjadi referensi bagi pembaca serta menambah ilmu pengetahuan bagi kita semua.kemudian mari kita banyak mempelajari semaksimal mungkin mengenai PERENCANAAN PETERNAKAN DOMBA POTONG dan mengaplikasikanya dalam peternakan didaerah maupun negara kita agar tercipta peternakan yang efesien dan optimal

DAFTAR PUSTAKA

Ahmad, Bony Nurhartono. 2010. Judging. http://bonyahmad.blogspot.com/.
diakses pada 5 Januari 2012
Januari 2012
Anonim. 2010. Berbisnis Domba.
2012
Anonim. 2010. Budidaya Ternak Domba. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar