BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Domba adalah
ruminansia dengan rambut tebal dan dikenal orang banyak karena dipelihara untuk
dimanfaatkan dagingnya. Di beberapa negara terdapat jenis domba yang juga
dimanfaatkan rambut (disebut wol), dan susunya. Yang paling dikenal orang
adalah domba peliharaan (Ovis aries), yang diduga keturunan dari moufflon liar
dari Asia Tengah selatan dan barat-daya. Domba merupakan ternak yang pertama
kali didomestikasi, dimulai dari daerah Kaspia, Iran, India, Asia Barat, Asia Tenggara,
dan Eropa samapai ke Afrika. Di Indonesia, domba terkelompok menjadi beberapa
jenis yaitu Domba Ekor Tipis (DET), Domba Ekor Gemuk (DEG) dan Domba Priangan
atau dikenal juga sebagai Domba Garut. Saat ini juga
terdapat bagian domba yang dimanfaatkan sebagai bahan kecantikan.
Daging domba
memiliki peranan penting dalam kehidupan, yaitu sebagai salah satu penyumbang
protein hewani yang sangat penting untuk pemenuhan gizi manusia dan cukup disukai konsumen. Ada
beberapa aspek menarik dari domba antara lain dapat berkembangbiak dengan
cepat, dapat dengan mudah menyesuaikan diri pada lingkungan, serta dagingnya
relatif sangat digemari oleh masyarakat
dalam negeri dan luar negeri, khususnya Negara-negara timur tengah.
Domba potong merupakan ternak ruminansia kecil yang banyak
dipelihara di Indonesia dalam skala usaha kecil didaerah pedesaan. Produksi ternak ruminansia kecil
termasuk domba, memegang peranan penting di daerah tropis yaitu sebagai sumber
pendapatan, terutama bagi buruh tani yang tidak memiliki lahan, sebagai
tabungan untuk pengeluaran mendadak, sebagai sumber pupuk kandang disamping
memegang peran penting dalam kehidupan sosial desa. Banyak manfaat yang dapat
diambil dari ternak domba potong namun bagaimana caranya untuk mendapatkan domba yang memiliki kualitas baik (unggul) untuk dikembangkan.
B. Rumusan Masalah
Ternak domba
potong memiliki manfaat yang cukup besar dalam kehidupan salah satunya adalah
sebagai sumber protein hewani. Oleh karena itu perlu diadakan upaya untuk
mengembangkan ternak domba potong dengan baik, yaitu dengan memilih domba
potong yang memiliki kualitas yang unggul untuk dikembangkan.
Cara untuk memilih domba dengan melakukain
penilaian ternak domba potong yang
dilakukan oleh seseorang dengan cara mengukur berat badannya, melihat kondisi,
kualitas dan bentuknya.
C.
Tujuan
Adapun
tujuan dalam pembuatan makalah ini adalah sebagai berikut:
a)
Untuk mengetahui jenis domba untuk dikembangkan dalam
dunia bisnis peternakan
b)
Untuk mengetahui analisis data dalam usaha domba potong
c)
Untuk mendapatkan berbagai informasi dalam menganalisi
data peternakan
D. Manfaat
a)
Mahasiswa dapat mengetahui oerencanaan usaha domba
potong dalam kewirausahaan
b)
Mahasiswa analisis data dalam usaha domba potong
c)
Mendapatkan berbagai informasi dalam menganalisis data
peternak
BAB II
TINJAUAN
PUSTAKA
Domba adalah mamalia yang termasuk
pertama kali dijinakkan dan dijadikan sebagai hewan ternakan oleh manusia.
Literatur mnyebutkan bahwa mula diternakkan pertama kali sektar 9000 – 11000
tahun yang lalu di Mesopotamia. Pada saat ini kelangsungan hidup domba sangat
tergantung pada manusia, ini dikarenakan mereka sudah berevolusi sebagai hewan
ternakan. Dan tidak hidup liar di alam lagi. Sudah sangat sulit dan tidak jelas
garis keturunan sampai kepada nenek moyang mereka. hipotesa yang paling biasa
memberitahukan Ovis itu aries ialah keturunan Asiatic (O. orientalis) spesies mouflon
( sejenis rusa lliar ).
Pada literature ditemukan di Eropa
bahwa mouflon adalah sejenis domba kuno yang dipiara disana pada waktu itu.
Sedikit jenis domba, seperti Castlemilk Moorit dari Skotlandia, terbentuk lewat
crossbreeding dengan mouflon Eropa liar. Awalnya, domba disimpan hanya
untuk daging, susu dan kulit. Bukti arkeologis dari patung-patung ditemukan di
situs arkelogis di Iran menunjukkan bahwa domba diambl bulunya (wol) sudah
sejak 6000 M. Tetapi pakaian bulu domba tenun yang paling awal hanya sudah
dibubuhi tanggal sampai dua sampai tiga ribu tahun yang lalu (Anonim,2009).
Domba yang kita kenal sekarang
merupakan hasil dometikasi manusia yang sejarahnya diturunkan dari 3 jenis
domba liar, yaitu Mouflon (Ovis
musimon) yang berasal dari Eropa Selatan
dan Asia Kecil, Argali (Ovis amon)
berasal dari Asia Tenggara, Urial (Ovis
vignei) yang berasal dari Asia. Domba seperti halnya kambing, kerbau dan sapi,
tergolong dalam famili Bovidae.
Kita mengenal beberapa bangsa domba
yang tersebar diseluruh dunia, seperti:
1.
Domba Kampung adalah domba yang berasal dari Indonesia
2.
Domba Priangan berasal dari Indonesia dan banyak terdapat di daerah Jawa Barat.
3.
Domba Ekor Gemuk merupakan domba yang berasal dari Indonesia bagian Timur
seperti Madura, Sulawesi dan Lombok.
4.
Domba Garut adalah domba hasil persilangan segi tiga antara domba kampung,
merino dan domba ekor gemuk dari Afrika Selatan.
Di Indonesia, khususnya di Jawa, ada 2 bangsa domba
yang terkenal, yakni domba ekor gemuk yang banyak terdapat di daerah Jawa
Tengah dan Jawa Timur dan domba ekor tipis yang banyak terdapat di Jawa Barat.
(Anonim,2010).
Tipe adalah bentuk tubuh serta bagian-bagiannya
yang nampak dari luar yang memberi kesan tingkat kemampuan menghasilkan sesuatu
dari ternak itu. Dari semua bangasa domba didunia bisa digolongkan menjadi dua
macam tipe yaitu tipe wol dan tipe pedaging (Purnomoadi,2003).
Domba potong dimanfaatkan dagingnya
sebagai salah satu konsumsi makanan masyarakat. Macam dah jenis domba type
pedaging / potong
a.
Domba Acipayam ( potong dan bisa diambil bulunya )
b.
Domba Afgan Arabi
c.
Domba Africana
d.
Domba Afrika Kepala Hitam
e.
Domba Apennine ( dan bisa diambil bulunya )
f.
Domba perbatasan Leicester
g.
Domba Black Belly Barbados
(Tiyo, 2011).
BAB III
PEMBAHASAN
A. .ANALISIS USAHA
Asumsi Usaha
penggemukan domba:
·
penggemukan per unit kandang berisi 15 ekor
·
masa penggemukan 90 hari (1 periode)
·
berat awal rata-rata 17 kg/ekor
·
berat akhir pemeliharaan rata-rata 35 kg/ekor dengan
persentase karkas 45% harga karkas (disembelih) Rp. 60.000,-,
·
harga jual hasil penggemukan Rp. 1.500.000,-/ekor
·
harga bibit/bakalan Rp. 600.000/ekor
·
umur ekonomis kandang dan peralatan selama 30 periode
·
harga kotoran (pupuk) bernilai Rp. 300.000/ periode
pemeliharaan
1. BIAYA
Uraian
|
Jumlah
(Rp)
|
. Biaya Investasi
|
|
1. Kandang
|
6,000,000
|
2.
Peralatan
|
1,000,000
|
Total
Biaya Investasi
|
7,000,000
|
|
|
. Biaya Tetap
|
|
1.
Penyusutan Kandang (Rp 6.000.000,- / 30)
|
200,000
|
2.
Penyusutan Peralatan (Rp 1.000.000,- / 30)
|
33,000
|
Total
Biaya Tetap
|
233,000
|
|
|
. Biaya Variabel
|
|
1. Biaya
Bibit Bakalan (15 ekor x Rp 600.000)
|
9,000,000
|
2. Hijauan
Pakan Ternak (90 hr x 15 ekor x 4 kg x Rp 500)
|
2,700,000
|
3. Pakan
Konsentrat (90 hr x 15 ekor x 0.25 kg x Rp 2000)
|
675,000
|
4.
Obat-obatan (15 ekor x Rp 5.000)
|
75,000
|
5. Upah
Tenaga Kerja (1 orgx0.5 HKx3 blnxRp 1.000.000)
|
1,500,000
|
6.
Listrik
|
150,000
|
7. Air
|
100,000
|
8.
Transportasi
|
400,000
|
Total
Biaya Variabel
|
14,600,000
|
|
|
. Biaya Total (Biaya Tetap + Biaya Variabel)
|
14,833,000
|
|
|
. Modal Usaha (Biaya Investasi +
Biaya Total)
|
21,833,000
|
2. PENERIMAAN
No
|
Uraian
|
Jumlah
|
1
|
15 ekor x
Rp 1.500.000,-
|
22,500,000
|
2
|
Kotoran
(Pupuk kandang)
|
300,000
|
Total
|
22,800,000
|
3. ANALISA LABA - RUGI (bila dijual hidup)
Keuntungan = Hasil Penerimaan -
Biaya Total (22.800.000 - 14.833.000) = Rp. 7.967.000,-
4. KEUNTUNGAN (bila dijual dalam bentuk karkas / daging) - Tambahan biaya pemotongan (15 ekor x Rp. 50.000,-) = Rp 750.000
- Penerimaan:
a.
nilai karkas (15 ekor x 0,45 x 35kg x Rp.60.000)
= Rp 14.175.000
b. kulit dan jeroan (15 ekor x Rp. 200.000) = Rp 3.000.000
c. nilai kotoran (pupuk) = Rp 300.000
Total Rp. 17.475.000
Keuntungan Rp.17.475.000 - Rp.750.000 - Rp.14.833.000 = Rp. 1.892.000
b. kulit dan jeroan (15 ekor x Rp. 200.000) = Rp 3.000.000
c. nilai kotoran (pupuk) = Rp 300.000
Total Rp. 17.475.000
Keuntungan Rp.17.475.000 - Rp.750.000 - Rp.14.833.000 = Rp. 1.892.000
B.
Manajemen Perawatan dan Pemeliharaan Domba
Perawatan merupakan salah satu bagian daripada
pemeliharaan ternak yang tidak dapat diabaikan begitu saja. Beberapa perawatan
penting yang harus dilakukan secara rutin dalam pemeliharaan ternak yaitu domba
kambing antara lain:
1). Memandikan
Ternak yang tidak pernah dimandikan,
maka bulunya akan kotor, gembel dan lembab terutama domba yang tidak pernah
dicukur bulunya. Keadaan seperti ini merupakan tempat yang baik untuk
bersarangnya kuman penyakit, parasit dan jamur yang dapat membahayakan terhadap
kesehatan ternak.
Tujuan memandikan ternak yaitu untuk
menjaga kesehatan ternak dari kuman penyakit, parasit dan jamur yang bersarang
dalam bulu. Ternak yang dimandikan tampak lebih bersih, menarik dan lebih
sehat. Sebaiknya ternak dapat dimandikan secara rutin untuk jantan seminggu
sekali sedangkan betina dapat
dimandikan sebulan sekali. Dalam memandikan ternak
jantan dapat di dalam kandang atau dapat dilakukan di luar kandang atau di
tempat pemandian (sumur dan kolam renang), sedangkan ternak betina dimandikan
di dalam kandang sekaligus untuk sanitasi kandang.
2).
Pencukuran bulu
Domba yang tidak pernah dicukur
bulunya akan menjadi gembel dan akan sulit untuk dibersihkan, kondisi bulu yang
seperti ini merupakan tempat yang baik untuk bersarangnya penyakit, parasit dan
jamur yang dapat membahayakan kesehatan ternak.
Tujuan dilakukan pencukuran yaitu
untuk menjaga kesehatan dari kuman penyakit, parasit-parasit luar (ekto
parasit) seperti kutu serta penyakit kulit lainnya yang disebabkan oleh jamur.
Selain untuk pencegahan penyakit, pencukuran juga dilakukan untuk memperindah
domba terutama pejantan.
Pada betina, seluruh rambut yang
menempel di badan dipotong sedangkan pada jantan biasanya disisakan pada bagian
leher (jenggot) dan punggung bagian depan untuk menambah kesan kejantanan dan
keindahan ternak.Sebelum dicukur sebaiknya domba dimandikan terlebih dahulu
agar dalam pelaksanaan pencukuran lebih mudah.
Pencukuran dapat dilakukan setahun 1
sampai 2 kali pada betina, sedangkan pada pejantan dilakukan setiap 3 sampai 4
bulan karena pejantan harus selalu kawin dan jika rambutnya panjang akan
mengganggu aktivitas perkawinan, juga mengurangi keindahan. Pencukuran yang
pertama dilakukan pada waktu domba telah berumur lebih dari 6 bulan agar domba
tidak stress.
3).
Pembutrikan
Pembutrikan merupakan kegiatan
khusus dalam perawatan anak jantan dan jantan muda serta jantan dewasa. Pembutrikan
merupakan pemotongan bulu disekitar tanduk khusus untuk domba garut jantan.
Bulu disekitar tanduk dipotong sampai bersih karena bulu disekitar tanduk
tersbut akan tumbuh dengan baik dan cepat sehingga dapat menghambat daripada
pertumbuhan tanduk, karena tanduk dan bulu akan berebutan makanan, sehingga
dengan dilakukan pembutrikan ini tanduk akan tumbuh dengan cepat.
Anak jantan mulai dibutrik pada umur
satu bulan dan selanjutnya dibutrik setiap bulan untuk mempercepat proses
pertumbuhan tanduk. Pada domba garut perawatan tanduk merupakan hal yang
penting karena dapat mempengaruhi daya jual domba tersebut.
Selain untuk mempercepat pertumbuhan tanduk, khususnya
pada pejantan dewasa akan menyebabkan kerusakan pada tanduk yaitu tanduk akan
mudah keropos dan pecah dan apabila diadukan maka tanduk akan pecah.
4).
Pemotongan kuku
Pemotongan kuku merupakan salah satu
dari kegiatan perawatan kesehatan DOKA. Kuku yang panjang akan mengganggu
proses pertumbuhan anak, karena anak akan berjalan dengan tidak wajar akibat
terganggu oleh kuku.
Cara berjalan yang tidak wajar
tersebut akan terus terbawa sampai dewasa, hal ini akan menurunkan nilai jual.
Pada domba dewasa, pemotongan kuku juga merupakan langkah preventif terhadap
kemungkinan terjangkitnya penyakit kuku (pododermatitis) akibat banyak
terselipnya kuman-kuman penyakit pada sela-sela kuku. Selain itu kuku yang
panjang terutama pada jantan akan mengganggu proses perkawinan karena pejantan
tidak bisa berdiri secara sempurna.
Jika kuku tersebut patah maka akan
mengakibatkan luka dan infeksi. Pemotongan kuku pada anak dimulai sejak anak
berumur 6 bulan dan selanjutnya dilakukan seperti pada induk betina dan
pejantan, yaitu 3-6 bulan sekali.
5).
Pemberian telur dan madu
Pemberian telur dan madu ini khusus
dilakukan pada domba pejantan pemacek, dengan tujuan untuk meningkatkan
stamina, menjaga kesehatan dan memperbanyak sel telur yang dihasilkan.
Pemberian telur ini biasanya diberikan setelah jantan melakukan
perkawinan atau pada saat menjelang pejantan tersebut akan turun lapang
(diadukan). Dosis pemberian yaitu 1 telur dicampur dengan madu sebanyajk
3 sendok teh, dan pemberiannya dengan cara dicekokkan.
6).
Perbaikan dan pemeliharaan tanduk
Perbaikan tanduk ini jarang
dilakukan. Perbaikan tanduk hanya akan dilakukan jika terdapat domba jantan
yang tanduknya tidak simetris atau tanduknya rapat sampai menusuk ke lehernya,
maka tanduk tersebut segera untuk diperbaiki. Cara perbaikan tanduk masih
bersifat tradisional yaitu dengan cara tanduknya dibakar dengan mengggunakan
bara api. Sebelum dilakukan pembakaran tanduk, tanduk tersebut diolesi dengan
menggunakan kecap yang telah dicampur dengan minyak.
Tujuan pemberian kecap dan minyak pada saat pembakaran yaitu agar tanduk tidak terbakar dan gosong. Pembakaran tanduk ini biasanya dengan menggunakan obor, dimana api ditiup-tiupkan pada bagian tanduk yang akan diperbaiki. Prinsip dari pembakaran tersebut yaitu hanya untuk membuat tanduk tidak keras (agar empuk) pada saat diperbaiki (ditarik), jadi dalam proses pembakarannya api diusahakan hanya menghangatkan tanduk saja, api tidak boleh terus mengenai tanduk. Setelah dibakar dan tanduk terasa sudah empuk maka tanduk ditarik atau diperbaiki dengan menggunakan tangan atau besi yang
2.
C.
C. Teknis Melakukan Usaha
Penggemukan Domba
|
|
3.
Layout Kandang Peternakan Domba
|
|
4.
|
BAB IV
PENUTUP
A.
KESIMPULAN
a)
Ternak domba
potong memiliki manfaat yang cukup besar dalam kehidupan salah satunya adalah
sebagai sumber protein hewani. Oleh karena itu perlu diadakan upaya untuk mengembangkan
ternak domba potong dengan baik, yaitu dengan memilih domba potong yang
memiliki kualitas yang unggul untuk dikembangkan
b)
Perawatan merupakan salah satu bagian daripada
pemeliharaan ternak yang tidak dapat diabaikan begitu saja Penggemukan domba
biasa dilakukan pada domba selesai sapih (pasca sapih) atau pada saat
usia domba kurang dari satu tahun maka penggemukan yang efektif adalah
selama 45 hari.
c)
Jika penggemukan dilakukan sampai masa tanggal gigi
maka hal ini justru akan menurunkan bobot badan domba. Oleh karena
diperlukan perhitungan yang teliti sebelum melakukan pembelian bibit.
B.
Kritik
Dan Saran
Penulis menyadari makalah ini mungkin
masih jauh dengan kata sempurna. Akan tetapi bukan berarti makalah ini tidak
berguna. Besar harapan yang terpendam dalam hati semoga makalah ini dapat
memberikan sumbangsih pada suatu saat terhadap makalah tema yang sama. Dan
dapat menjadi referensi bagi pembaca serta menambah ilmu pengetahuan bagi kita
semua.kemudian mari kita banyak mempelajari semaksimal mungkin mengenai PERENCANAAN PETERNAKAN DOMBA POTONG dan
mengaplikasikanya dalam peternakan didaerah maupun negara kita agar tercipta
peternakan yang efesien dan optimal
DAFTAR PUSTAKA
diakses pada
5 Januari 2012
Anonim. 2009. Info
Ternak. http://www.infoternak.com/domba.
diakses pada 5
Januari 2012
Anonim. 2010. Berbisnis
Domba.
http://sigit2011.student.umm.ac.id/category/artikel/. diakses
pada 5 Januari
2012
Anonim. 2010. Budidaya Ternak Domba.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar