Rabu, 12 Juni 2013

MAKALAH TEKNOLOGI PERTANIAN di ERA BIOTEKNOLOGI




BAB I
PENDAHULUAN
 1.1 LATAR BELAKANG
Tempe merupakan salah satu makanan yang sering di konsumsi oleh masyarakat. Tempe merupakan salah satu produk olahan berbasis bioteknologi. Bioteknologi merupakan bidang ilmu yang vital dan berhubungan dengan tekhnologi pertanian. Metode ini sebenarnya telah di lakukan sejak jaman dahulu, tetapi hal ini belum disadari  oleh masyarakat umum.

Perkembangan bioteknologi pada saat ini sudah semakin maju dan berkembang. Hal tersebut di tandai dengan semakin banyaknya produk bioteknologi di pasaran, diantaranya seperti yoghurt, kefir, dan lain sebagainya. Dengan semakin membanjirnya produk tersebut, maka pengetahuan tentang bioteknologi semakin diperlukan.
1.2 TUJUAN
Makalah ini bertujuan untuk menambah wawasan pembaca mengenai bioteknologi. Dengan adanya makalah ini, diharapkan pembaca dapat lebih memahami peranan bioteknologi dalam kehidupan, terutama dalam bidang teknologi pertanian.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Bioteknologi dan Peranannya
Bioteknologi merupakan aplikasi untuk bidang industri yang dibuat dalam teknik dan instrumen dari penelitian biologis yang bertujuan untuk meningkatkan kegunaan tumbuhan dan hewan mikroorganisme untuk penggunaan yang spesifik (Encyclopedia Britannica, 2006).
Dari pengertian diatas terdapat beberapa poin penting pada bioteknologi, yaitu :
·         Aplikasi untuk industri.
·         Pendayagunaan penelitian biologis untuk mengembangkan makhluk hidup yang ada.
·         Penggunaan yang spesifik.
Bioteknologi akan menghasilkan luaran yang disebut GMO ( Genetically Modified Organism ) yang berguna untuk meningkatkan produktivitas pertanian. Menurut WHO, fungsi dari GMO adalah sebagai berikut:
·         Meningkatkan produktivitas pangan
Dengan adanya GMO maka produksi pangan seperti kecap dan yoghurt bisa berlangsung terus. Produktivitas pangan bisa berlanjut.
·         Meningkatkan nilai nutrisi pangan
GMO dapat meningkatkan nilai nutrisi pangan Lactobacillus acidophilus karena mampu menambahkan nutrisi pada pangan yang dijadikan substrat hidupnya. Mikroba non pathogen antara lain   Lactobacillus  bulgaricus,  Streptococcus thermophillus, dan mikroba yang tergolong probiotik yaitu  dan Bifidobacterium  mampu memproduksi asam asetat  dan beberapa asam amino serta vitamin-vitamin yang diproduksi oleh mikroba, dan  merupakan prekursor pembentukan hemoglobin Asam asetat  dan beberapa asam amino  serta   vitamin-vitamin   yang   diproduksi  oleh   mikroba, adalah  merupakan  precursor pembentukan hemoglobin (Adriani, diakses tanggal 16 Mei 2010).
·         Meningkatkan kesehatan manusia (konsumen)
Meningkatnya nilai nutrisi pada makanan/minuman, dapat meningkatkan kesehatan konsumennya. Seperti yang telah djelaskan pada poin sebelumnya bahwa dengan GMO nutrisi pangan bisa meningkat sehingga kesehatan konsumen bisa meningkat.
·         Mengurangi penggunaan bahan kimia pada pertanian
Dengan adanya GMO , produsen dapat beralih dari zat kimia dalam produksinya. Dengan itu , efek dari zat kimia juga dapat dikurangi.
·         Meningkatkan pendapatan petani
GMO bisa menumbuhkan potensi untuk berdirinya industri yang menggunakan GMO. Dengan berdirinya industri-industri tersebut maka bahan segar pertanian dibutuhkan. Dibandingkan bila bahan segar tersebut dijual biasa saja (dijual segar) dengan dijual untuk industri tersebut maka keuntungan petani akan lebih besar bila bahan segar tersebut dijual untuk industri yang menggunakan GMO. Dengan demikian secara tidak langsung GMO berperan dalam meningkatkan pendapatan petani.
·         Mempertahankan keberlangsungan dan ketahanan pangan.
GMO (Genetically Modified Organisms) sebagai contoh adalah bakteri Lactobacillus bulgaricus bisa melakukan proses metabolisme secara terus menerus tanpa lelah. Hal tersebut bisa menjadi keuntungan bagi produsen dimana produsen bisa melakukan proses produksi pangan tanpa berhenti. Dengan adanya proses produksi yang bisa terus menerus maka keberlangsungan pangan bisa terjamin. Contoh lainnya adalah penggunaan bakteri yang telah direkayasa dengan jalan rekombinan DNA. DNA virus berisi zat pestisida alami disisipkan pada bakteri tertentu, kemudian bakteri tersebut dibiakkan dalam tanaman padi (misalnya) sehingga padi tersebut bisa menghasilkan pestisida sendiri. Dengan terjaminnya pangan-pangan diatas karena peran GMO maka keberlangsungan dan ketahanan pangan bisa terjadi.
2.2 Permasalahan Pertanian di Indonesia dan Peranan Teknologi Pertanian
Permasalahan pertanian di Indonesia, dikelompokkan menjadi 4 permasalahan menurut penulis. Berikut adalah permasalahan-permasalahan yang ada:
·         Minimnya Infrastruktur yang ada.
·         Kurangnya pemberdayaan petani.
·         Perkembangan posisi tawar petani yang kecil.
·         Hasil pertanian yang tidak diolah dan langsung dijual.
Indonesia Expanding Horizons menyatakan beberapa poin yang perlu diperhatikan, yaitu:
1.      Fokus dalam pendapatan para petani; titik berat di padi tidak lagi dapat menjamin segi pendapatan petani maupun program keamanan pangan;
2.      Peningkatan produktifitas adalah kunci dalam peningkatan pendapatan petani, oleh karena itu pembangunan ulang riset dan sistem tambahan menjadi sangat menentukan;
3.      Dana  diperlukan,  dan  dapat  diperoleh  dari  usaha  sementara  untuk memenuhi kebutuhan kredit para petani melalui skema kredit yang dibiayai oleh APBN;
4.      Pertanian yang telah memiliki sistem irigasi sangat penting, dan harus dipandang sebagai aktifitas antar sektor. Pemerintah perlu memastikan integritas  infrastruktur  dengan  keterlibatan  pengguna  irigasi  secara lebih  intensif,  dan  meningkatkan  efisiensi  penggunaan  air  untuk mencapai panen yang lebih optimal hingga setiap tetes air;
5.      Fokus dari peran regulasi dari Departemen Pertanian perlu ditata ulang. Kualitas  input  yang  rendah  mempengaruhi  produktifitas  petani; karantina  diperlukan  untuk  melindungi  kepentingan  petani  dari penyakit  dari  luar  namun  pada  saat  yang  bersamaan  juga  tidak membatasi masuknya bahan baku impor; dan standar produk secara terus  menerus  ditingkatkan  di  dalam  rantai  pembelian  oleh  sector swasta, bukan oleh pemerintah.
Solusi diatas merupakan solusi umum untuk semua permasalahan. Namun untuk permasalahan yang disebutkan penulis, maka solusinya bisa ditemukann dengan penerapan teknologi pertanian (untuk poin1, 3 dan 4).
Teknologi pertanian merupakan teknologi yang digunakan untuk menangani masalah pertanian baik pada waktu pra panen maupun pasca panen. Pada pra panen bisa digolongkan penyediaan alat-alat pertanian yang cukup, sedangkan pasca panen berperan dalam pengolahan dan penanganan hasil-hasil pertanian agar tetap segar dan kualitasnya tetap terjaga.
Pada pembahasan kali ini penulis fokus terhadap permasalahan pasca panen dengan biteknologi. Di era bioteknologi seperti saat ini maka penanganan pasca panen (Teknologi Pertanian)  lebih ditekankan pada penggunaan bioteknologi. Contohnya adalah tomat yang diperlambat pemasakannya seperti yang ada di Amerika Serikat, seperti yang dinyatakan oleh WHO. Contoh lainnya yaitu pengalihan produk segar pertanian menjadi produk lain yang lebih bermutu seperti kedelai hitam menjadi kecap dengan menggunakan bantuan dari Aspergillus wentii atau susu menjadi yoghurt dengan bantuan dari Lactobacillus bulgaricus.
2.3 Teknologi Pertanian di Era Bioteknologi
Dengan berkembangnya bioteknologi, teknologi pertanian makin sering menggunakan bioteknologi untuk memudahkan konsumennya. Seperti diantaranya adalah produksi yoghurt sehingga konsumen yang menderita lactose intolerance tidak perlu lagi meminum lactacid, seperti yang dinyatakan oleh Prayogo pada tahun 2010.

BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dari pembahasan yang telah dilakukan maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :
1.               Luaran dari bioteknologi merupakan GMO (Genetically Modified Organisms) yang bisa membantu peningkatan produktivitas pertanian.
2.          Teknologi pertanian yang berhubungan dengan bioteknologi lebih mengarah pada pengolahan pasca panen agar kualitas dan daya tahan bahan segar meningkat.
3.          Teknologi pertanian pada era bioteknologi berperan untuk memudahkan kehidupan konsumen.
 3.2   Saran
Sebaiknya pembelajaran mengenai bioteknologi lebih digalakkan lagi agar pengetahuan mengenai bioteknologi dan penerapannya lebih baik lagi.

DAFTAR PUSTAKA

Adriani, Lovita. Komposisi dan Imbangan Bakteri Pada Pembuatan  Yoghurt Terhadap Nilai
          Hematologik Mencit.http://www.pustaka.unpad.ac.id. Diakses tanggal 16 Mei 2010.

Assad, Mariana.2007. Biotechnology: A Reader’s Guide to Selected Sources. Bibliotheca
Alexandrina.
Food Safety Department World Health Organization.2005.Modern food biotechnology, human
          health and development an evidence-based study. Department of Food Safety, Zoonoses
and Foodborne Diseases.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar