BAB I
PENDAHULUAN
Pada dasarnya karet bisa berasal dari alam yaitu dari
getah pohon karet
(atau dikenal dengan istilah latex), maupun produksi manusia
(sintetis). Saat pohon karet dilukai, maka getah yang dihasilkan akan jauh
lebih banyak. Sumber utama getah karet adalah pohon karet Para Hevea
Brasiliensis (Euphorbiaceae). Saat ini Asia menjadi sumber karet alami. Awal
mulanya karet hanya hidup di Amerika Selatan, namun sekarang sudah berhasil
dikembangkan di Asia Tenggara. Kehadiran karet di Asia Tenggara berkat jasa
dari Henry Wickham. saat ini, negara-negara Asia menghasilkan 93% produksi
karet alam, yang terbesar adalah Thailand, diikuti oleh Indonesia, dan
Malaysia. Karet telah digunakan sejak lama untuk berbagai macam keperluan
antara lain bola karet, penghapus pensil, baju tahan air, dan lain-lain.
Pemerintah Amerika mendorong penelitian dan produksi
untuk menghasilkan karet sintetik untuk memenuhi kebutuhan yang mendesak. Usaha
besar ini membuahkan hasil dalam waktu singkat dan terus berkembang
sesudah berakhirnya perang dunia kedua, 1/3 karet yang
dikonsumsi dunia adalah karet sintetik. Karet sintetik cukup mendominasi
industri karet, tetapi pemakaian karet alam pun masih sangat penting saat ini
antara lain industri militer dan otomotif.
Pada tahun 1983, hampir 4 juta ton karet alam
dikonsumsi oleh dunia, tetapi karet sintetik yang digunakan sudah melebihi 8
juta ton.
Pengembangan perkebunan karet memberikan peranan
penting bagi perekonomian nasional, yaitu sebagai sumber devisa, sumber bahan
baku industri, sumber pendapatan dan kesejahteraan masyarakat serta sebagai
pengembangan pusat-pusat pertumbuhan perekonomian di daerah dan sekaligus berperan
dalam pelestarian fungsi lingkungan hidup. Guna mendukung keberhasilan
pengembangan karet, perlu disusun Teknis Budidaya Tanaman Karet digunakan
sebagai acuan bagi pihak-pihak yang terkait pengolahan komoditi tersebut.
Karet yang merupakan salah satu komoditi perkebunan
penting, baik sebagai sumber pendapatan, kesempatan kerja dan devisa, pendorong
pertumbuhan ekonomi sentra-sentra baru di wilayah sekitar perkebunan karet
maupun pelestarian lingkungan dan sumberdaya hayati. Namun sebagai negara dengan
luas areal terbesar dan produksi kedua terbesar dunia, Indonesia masih
menghadapi beberapa kendala, yaitu rendahnya produktivitas, terutama karet
rakyat yang merupakan mayoritas (91%) areal karet nasional dan ragam produk
olahan yang masih terbatas, yang didominasi oleh karet remah (crumb rubber).
Rendahnya produktivitas kebun karet rakyat disebabkan oleh banyaknya areal tua,
rusak dan tidak produktif, penggunaan bibit bukan klon unggul serta kondisi
kebun yang menyerupai hutan. Oleh karena itu perlu upaya percepatan peremajaan
karet rakyat dan pengembangan industri hilir.
Kondisi agribisnis karet saat ini menunjukkan bahwa
karet dikelola oleh rakyat, perkebunan negara dan perkebunan swasta.
Pertumbuhan karet rakyat masih positif walaupun lambat yaitu 1,58%/tahun,
sedangkan areal perkebunan negara dan swasta samasama menurun 0,15%/th. Oleh
karena itu, tumpuan pengembangan karet akan lebih banyak pada perkebunan
rakyat. Namun luas areal kebun rakyat yang tua, rusak dan tidak produktif
mencapai sekitar 400 ribu hektar yang memerlukan peremajaan. Persoalannya
adalah bahwa belum ada sumber dana yang tersedia untuk peremajaan. Di tingkat
hilir, jumlah pabrik pengolahan karet sudah cukup, namun selama lima tahun
mendatang diperkirakan akan diperlukan investasi baru dalam industri
pengolahan, baik untuk menghasilkan crumb rubber maupun produk-produk karet
lainnya karena produksi bahan baku karet akan meningkat. Kayu karet sebenarnya
mempunyai potensi untuk dimanfaatkan sebagai bahan pembuatan furniture tetapi
belum optimal, sehingga diperlukan upaya pemanfaatan lebih lanjut.
BAB II
TUJUAN
Tujuan pengembangan karet ke depan adalah mempercepat
peremajaan karet rakyat dengan menggunakan klon unggul, mengembangkan industri
hilir untuk meningkatkan nilai tambah, dan meningkatkan pendapatan petani.
Sasaran jangka
panjang (2025) adalah sebagai berikut :
* Produksi
karet mencapai 3,5-4 juta ton yang 25% di antaranya untuk industri dalam
negeri;
*
Produktivitas meningkat menjadi 1.200-1.500 kg/ha/th dan hasil kayu
minimal 300 3 m /ha/siklus;
*
Penggunaan klon unggul (85%);
*
Pendapatan petani menjadi US$ 2.000/KK/tahun dengan tingkat harga 80%
dari harga FOB; dan
*
Berkembangnya industri hilir berbasis karet.
Sasaran jangka menengah (2005-2009) adalah:
*
Produksi karet mencapai 2,3 juta ton yang 10% di antaranya untuk
industri dalam negeri;
*
Produktivitas meningkat menjadi 800 kg/ha/th dan hasil kayu minimal 3
300 m /ha/siklus;
*
Penggunaan klon unggul (55%);
*
Pendapatan petani menjadi US$ 1.500/KK/th dengan tingkat harga 75% dari
harga FOB; dan
*
Berkembangnya industri hilir berbasis karet di sentrasentra produksi
karet.
BAB III
TINJAUAN PUSTAKA
Pada dasarnya karet bisa berasal dari alam yaitu dari
getah pohon karet
(atau dikenal dengan istilah latex), maupun produksi
manusia (sintetis). Saat pohon karet dilukai, maka getah yang dihasilkan akan
jauh lebih banyak. Awal mulanya karet hanya hidup di Amerika Selatan, namun
sekarang sudah berhasil dikembangkan di Asia Tenggara. Kehadiran karet di Asia
Tenggara berkat jasa dari Henry Wickham. saat ini, negara-negara Asia
menghasilkan 93% produksi karet alam, yang terbesar adalah Thailand, diikuti oleh
Indonesia, dan Malaysia.
Karet adalah polimer dari satuan isoprena
(politerpena) yang tersusun dari 5000 hingga 10.000 satuan dalam rantai tanpa
cabang. Diduga kuat, tiga ikatan pertama bersifat trans dan selanjutnya cis.
Senyawa ini terkandung pada lateks pohon penghasilnya. Pada suhu normal, karet
tidak berbentuk (amorf). Pada suhu rendah ia akan mengkristal. Penurunan suhu
akan mengembalikan keadaan mengembang ini. Inilah alasan mengapa karet bersifat
elastic.
Dalam bidang kimia, hidrokarbon adalah sebuah senyawa
yang terdiri dari unsur atom karbon (C) dan atom hidrogen (H). Istilah tersebut
digunakan juga sebagai pengertian dari hidrokarbon alifatik. Sebagai contoh,
metana (gas rawa) adalah hidrokarbon dengan satu atom karbon dan empat atom
hidrogen: CH4. Etana adalah hidrokarbon (lebih terperinci, sebuah alkana) yang
terdiri dari dua atom karbon bersatu dengan sebuah ikatan tunggal,
masing-masing mengikat tiga atom karbon: C2H6. Propana memiliki tiga atom C
(C3H8) dan seterusnya (CnH2·n+2).
· berdasarkan bentuk rantai
karbon, hidrokarbon digolongkan menjadi tiga, yakni:
A.hidrokarbon
alifatik
- alkana
- alkena
- alkuna
B.hidrokarbon
alisiklik
C.hidrokarbon
aroma
· berdasarkan jenis ikatan
antar atom
A.hidrokarbon
jenuh
B.hidrokarbon
tak jenuh.
Budidaya Tanaman
Pelaksanaan kegiatan pembangunan kebun karet
mengacu pada teknik budidaya karet dengan tahapan sebagai berikut :
A. Persyaratan Tumbuh
Budidaya tanaman karet memerlukan persyaratan tumbuh
sebagai berikut :
a.1. Iklim
- Tinggi tempat 0 sampai 200 m dpl.
- Curah hujan 1.500 sampai 3.000 mm/th.
- Bulan kering kurang dari 3 bulan.
- Kecepatan angin maksimum kurang atau sama dengan 30
km/jam.
a.2. Tanah
- Kemiringan tanah kurang dari 10%.
- Jeluk efektif lebih dari 100 cm.
- Tekstur tanah terdiri lempung berpasir dan liat
berpasir.
- Batuan di permukaan maupun di dalam tanah maksimal
15%. - pH tanah berkisar antara 4,3 – 5,0. - Drainase tanah sedang.
B. Bahan Tanam
b.1 Jenis klon anjuran Klon penghasil lateks :
BPM 24,
BPM 107, BPM 109, IRR 104, PB 217, PB 260 Klon penghasil lateks-kayu : BPM 1,
PB 330, PB 340, RRIC 100, AVROS 2037, IRR 5, IRR 32, IRR 39, IRR 42, 112, IRR
118 Klon penghasil kayu : IRR 70, IRR 71, IRR 72, IRR 78 Klon-klon yang sudah
tidak direkomendasi, bukan berarti klon tersebut tidak boleh ditanam, dengan
memperhatikan kondisi agroekosistem, sistem pengelolaan yang diterapkan dan
luas areal sudah ditanami klon tersebut.
b.2 Batang bawah :
Syarat
kebun sumber biji untuk batang bawah yaitu:
- Terdiri
dari klon monoklonal anjuran untuk sumber benih.
-
Kemurnian klon minimal 95%.
- Umur
tanaman 10-25 tahun.
-
Pertumbuhan normal dan sehat.
-
Penyadapan sesuai norma.
- Luas
blok minimal 15 ha.
-
Topografi relatif datar.
b.3 Sumber
benih :
PT London
Sumatera Plantation.
_ Balai
Penelitian Sungei Putih, Pusat Penelitian Karet, Lembaga Riset Perkebunan
Indonesia.
_ Balai Penelitian Sembawa, Pusat
Penelitian Karet, Lembaga Riset Perkebunan Indonesia.
_ Balai Penelitian Getas, Pusat Penelitian
Karet, Lembaga Riset Perkebunan Indonesia.
C. Persiapan Lahan
c.1. Pembukaan
Lahan Penyiapan lahan dilakukan dengan tahapan sebagai berikut :
1.a Secara
Mekanis :
Pohon karet
tua (replanting) atau semak dan atau pohonnon karet (new planting) ditebang
dengan menggunakan gergaji (Chain saw), atau didorong menggunakan ekscavator
sehingga perakaran ikut terbongkar.
Pohon yang telah tumbang segera dipotong-potong dengan panjang sesuai
dengan ukuran yang dikehendaki. Bagian-bagian cabang dan ranting yang masih
tertinggal dipotong-potong lebih pendek untuk memudahkan pengumpulan pada jalur
yang telah ditetapkan. - Sambil menunggu pekerjaan memotong ranting yang
tersisa, pekerjaan dilanjutkan dengan membongkar tunggul yang masih tersisa di
lapang. Pembongkaran tunggul dapat dilakukan dengan menggunakan alat berat
(buldozer) sehingga sebagian besar tunggul dan akar tanaman karet dapat
terangkat. Semua tunggul yang telah
dibongkar bersama dengan sisa cabang dan ranting dibersihkan dengan cara
dirumpuk/dikumpulkan. - Hasil rumpukan diusahakan agar terkena sinar matahari
sebanyak-banyaknya sehingga cepat kering. Jarak antar tumpukan kayu karet
diatur sedemikian rupa agar tidak mengganggu pekerjaan pengolahan tanah dan
tumpang tindih dengan barisan tanaman.
- Khusus untuk areal peremajaan, tunggul kayu dan
seluruh perakaran mutlak harus dibuang dan diangkat untuk mencegah tumbuhnya
kembali JAP, minimal tunggul yang berdekatan dengan tanaman baru. -
Pembongkaran atau penebangan habis seluruh tanaman yang tumbuh (land clearing),
yang dianjurkan adalah pengolahan lahan tanpa bakar (zero burning).
1.b Secara Kimiawi
Urutan
pekerjaan dalam penyiapan lahan secara kimiawi adalah sebagai berikut : *).
Peracunan tunggul :
Peracunan
tunggul dapat dilakukan antara lain dengan 2,4,5-T ataupun garlon.
D. Penanaman
d.1
Persiapan Penanaman
Setelah lahan siap ditanami, langkah selanjutnya
adalah persiapan tanam dengan tahapan sebagai berikut :
1).
Mengajir
Untuk
memperoleh hasil yang optimal, jarak tanam karet yang direkomendasikan adalah 6
m x 3 m atau jumlah populasi sekitar 550 pohon per ha.
d.2
Pembuatan Lubang Tanam
1) Lubang
tanam dibuat dengan ukuran 40 cm x 40 cm x 40 cm dan disiapkan minimal 2 minggu
sebelum penanaman.
2)
Pembuatan lubang tanam dilakukan dengan meng-gunakan cangkul tanah. Tanah
bagian bawah (sub-soil) dipisahkan dengan dengan tanah bagian atas (top-soil).
3) Selanjutnya diberikan pupuk dasar yaitu SP 36
dengan dosis 125 gram/pohon atau sekitar 62,5 kg/ha.
d.3
Penanaman
i). Waktu
Penanaman tanaman karet dilakukan pada awal musim penghujan, saat tersebut
merupakan awal yang baik/optimal untuk memulai penanaman dan harus berakhir
sebelum musim kemarau.
ii). Pelaksanaan
Tanam Bibit yang akan ditanam dapat berupa stum mata tidur maupun bibit dengan
payung satu. Adapun ketentuan bibit siap tanam adalah sebagai berikut :
- Apabila bahan tanam berupa stum mata tidur, maka
mata okulasi harus sudah membengkak/mentis. Hal ini dapat diperoleh dengan cara
menunda pencabutan bibit minimal seminggu sejak dilakukan pemotongan batang
bawah.
- Sedangkan,
jika bahan tanam yang dipakai adalah bibit yang sudah ditumbuhkan dalam
polybag, maka bahan yang dipakai maksimum memiliki dua payung daun tua.
- Penanaman
dilakukan dengan memasukkan bibit ke tengah-tengah lubang tanam. Untuk bibit
stum mata tidur, arah mata okulasi diseragamkan menghadap gawangan pada tanah
yang rata, sedangkan pada tanah yang berlereng mata okulai diarahkan bertolak
belakang dengan dinding teras, sedangkan bibit dalam polybag arah okulasi
menghadap Timur.
- Kemudian
bibit ditimbun dengan tanah bagian bawah (sub-soil) dan selanjutnya dengan
tanah bagian atas (top-soil). Selanjutnya, tanah dipadatkan secara bertahap
sehingga timbunan menjadi padat dan kompak, tidak ada rongga udara dalam lubang
tanam.
- Lubang tanam
ditimbun sampai penuh, hingga permukaan rata dengan tanah di sekelilingnya.
Untuk bibit stum mata tidur kepadatan tanah yang baik, ditandai dengan tidak
goyang dan tidak dapat dicabutnya stum yang ditanam, sedangkan bibit dalam
polybag pemadatan tanah dilakukan dengan hati-hati mulai dari bagian pinggir ke
arah tengah.
d.4 Penyulaman
- Penyulaman
dilakukan dengan bahan tanam yang relatif seumur dengan tanaman yang disulam.
Hal ini dilakukan dengan selalu menyediakan bahan tanam untuk sulaman dalam
polybag sekitar 10% dari populasi tanaman.
E. Pemeliharaan
Tanaman
e.1 Pembuangan
Tunas Palsu
- Tunas
palsu adalah tunas yang tumbuh bukan dari mata okulasi. Tunas ini banyak tumbuh
pada bahan tanam stum mata tidur, sedangkan pada bibit stum mini atau bibit
polybag, tunas palsu jumlahnya relatif kecil. - Pemotongan tunas palsu harus
dilakukan sebelum tunas berkayu. Hanya satu tunas yang ditinggalkan dan
dipelihara yaitu tunas yang tumbuh dari mata okulasi. Pembuangan tunas palsu
ini akan mempertahankan kemurnian klon yang ditanam.
e.2 Pembuangan Tunas Cabang
- Tunas cabang
adalah tunas yang tumbuh pada batang utama pada ketinggian sampai dengan 2,75
m-3,0 m dari atas tanah.
- Pemotongan
tunas cabang dilakukan sebelum tunas berkayu, karena cabang yang telah berkayu
selain sukar dipotong, akan merusak batang kalau pemotongannya kurang
hati-hati.
e.3 Perangsangan Percabangan
- Percabangan
yang seimbang pada tajuk tanaman karet sangat penting, untuk menghindari
kerusakan oleh angin.
- Perangsangan percabangan perlu dilakukan pada klon
yang sulit membentuk percabangan (GT-1, RRIM-600), sedangkan pada klon yang
lain seperti PB-260 dan RRIC- 100, percabangan mudah terbentuk sehingga tidak
perlu perangsangan.
- Untuk
perangsangan cabang ada beberapa cara yang dapat dilakukan, yaitu pembuangan
ujung tunas, penutupan ujung tunas, pengguguran daun, pengikatan batang, dan
pengeratan batang.
e.4 Pemupukan
i). Dosis
pemupukan
1) Pemupukan pada masa TBM kurang dari 1 tahun.
A. Batang
bawah
Syarat kebun sumber biji untuk batang bawah yaitu:
Terdiri dari klon monoklonal anjuran untuk sumber benih; Kemurnian klon minimal
95%. - Umur tanaman 10-25 tahun.
B. Sumber benih
PT London
Sumatera Plantation; Balai Penelitian Sungei Putih, Pusat Penelitian Karet,
Lembaga Riset Perkebunan Indonesia; Balai Penelitian Sembawa, Pusat Penelitian
Karet, Balai Penelitian Getas.
C. Penanaman
Pada umumnya penanaman karet di lapangan dilaksanakan
pada musim penghujan yakni antara bulan September sampai Desember dimana curah
hujan sudah cukup banyak, dan hari hujan telah lebih dari 100 hari.
D. Pemeliharaan
Pemeliharaan yang umum dilakukan pada perkebunan
tanaman karet
meliputi pengendalian gulma, pemupukan dan
pemberantasan penyakit tanaman.
E. Program Pemupukan
Program pemupukan secara berkelanjutan pada tanaman
karet harus dilakukan dengan dosis yang seimbang dua kali pemberian dalam
setahun. Seminggu sebelum pemupukan, gawangan lebih dahulu digaru dan piringan
tanaman dibersihkan. Pemberian SP36 biasanya dilakukan dua minggu lebih dahulu
dari Urea dan KCl.
F. Pemberantasan Penyakit
Penyakit karet sering menimbulkan kerugian ekonomis di
perkebunan karet. Kerugian yang ditimbulkannya tidak hanya berupa kehilangan
hasil akibat kerusakan tanaman, tetapi juga biaya yang dikeluarkan dalam upaya
pengendaliannya. Lebih 25 jenis penyakit menimbulkan kerusakan di perkebunan
karet. Penyakit tersebut dapat digolongkan berdasarkan nilai kerugian ekonomis
yang ditimbulkannya. Penyakit tanaman karet yang umum ditemukan pada perkebunan
adalah :
Jamur Akar Putih (Rigidoporus microporus)
Penyakit akar putih disebabkan oleh jamur Rigidoporus
microporus (Rigidoporus lignosus).
Kekeringan Alur Sadap (Tapping Panel Dryness, Brown
Bast)
Penyakit kekeringan alur sadap mengakibatkan
kekeringan alur sadap sehingga tidak
mengalirkan lateks.
Bagian yang kering akan berubah warnanya menjadi
cokelat karena pada bagian ini terbentuk gum (blendok). Kekeringan kulit
tersebut dapat meluas ke kulit lainnya yang seumur, tetapi tidak meluas dari
kulit perawan ke kulit pulihan atau sebaliknya.
G. Pemanenan/ Penyadapan
Produksi lateks dari tanaman karet disamping
ditentukan oleh keadaan tanah dan pertumbuhan tanaman, klon unggul, juga
dipengaruhi oleh teknik dan manajemen penyadapan. Apabila ketiga kriteria
tersebut dapat terpenuhi, maka diharapkan tanaman karet pada umur 5 - 6 tahun
telah memenuhi kriteria matang sadap. Kriteria matang sadap antara lain apabila
keliling lilit batang pada ketinggian 130 cm dari permukaan tanah telah
mencapai minimum 45 cm. Jika 60% dari populasi tanaman telah memenuhi kriteria tersebut,
maka areal pertanaman sudah siap dipanen.
Tinggi bukaan sadap
Tinggi bukaan sadap, baik dengan sistem sadapan
ke bawah (Down ward tapping system, DTS) maupun sistem sadap ke atas (Upward
tapping system, UTS) adalah 130 cm diukur dari permukaan tanah.
Waktu bukaan sadap
Waktu bukaan sadap adalah 2 kali setahun yaitu,
pada (a) permulaan musim hujan (Juni) dan (b) permulaan masa intensifikasi
sadapan (bulan Oktober).
Kemiringan irisan sadap
Secara umum, permulaan sadapan dimulai dengan sudut
kemiringan irisan sadapan sebesar 400 dari garis horizontal.
1246240_produkkaret3.jpgkaret-gelang.jpgKaret telah
digunakan sejak lama untuk berbagai macam keperluan antara lain ban mobil, bola
karet, penghapus pensil, aksesoris, karet gelang, bahan peralatan senjata, dan
lain-lain.
BAB IV
PENUTUP
A. Simpulan
Karet adalah polimer hidrokarbon yang terkandung pada
lateks beberapa jenis tumbuhan. Sumber utama produksi karet dalam perdagangan internasional
adalah para atau Hevea brasiliensis (suku
Euphorbiaceae). Rendahnya produktivitas kebun karet rakyat disebabkan
oleh banyaknya areal tua, rusak dan tidak produktif, penggunaan bibit bukan
klon unggul serta kondisi kebun yang menyerupai hutan.
B. Saran
Negara Indonesia sebagai salah satu penghasil karet di
dunia perlu membudidayakan tanaman karet, sehingga dapat tetap menjadi
komoditas ekspor utama Indonesia. Oleh karena itu, perlu dilakukan peremajaan
terhadap tanaman karet.
Daftar pustaka
www.google komoditi tanaman karet.com. 2000, india.
www.blogger, viegysatria, tanaman komoditi.com 2010 Banda Aceh.
buku panduan pengantar ilmu
pertanian standar. 1992. Jakarta.
www.google image, karet, hasil karet,com.
www.google tata cara pemupukan.com.
www.google pasca panen karet.com.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar